Bermain game di ponsel, komputer, atau tablet bisa menjadi sarana hiburan bagi anak untuk mengisi waktu luangnya. Tidak hanya itu, bermain game juga dapat mengasah keterampilan anak dalam memecahkan masalah, melatih jiwa kepemimpinan, dan menambah wawasannya. Namun membiarkan anak terlalu sering bermain game bisa membuatnya menjadi kecanduan game. Hal ini dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang dan kehidupan sosialnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali apa saja gejala kecanduan game pada anak dan cara mengatasinya.
Supaya anak terhindar dari kecanduan game, orang tua harus jeli terhadap perubahan perilaku yang ditunjukkan anak. Berikut ini adalah gejala kecanduan game pada anak yang perlu dikenali:
Dilansir dari laman Mayo Clinic, bermain game secara terus-menerus dapat menimbulkan gairah atau kepuasaan yang berlebihan. Kondisi ini terjadi karena terjadinya pelepasan dopamin di otak, yakni hormon yang merangsang perasaan senang ketika mencapai kesuksesan atau kemenangan.
Dopamin juga membantu mempertahankan minat dan perhatian anak. Pelepasan hormon dopamin inilah yang nantinya bisa memicu anak untuk bermain game terus-menerus. Jika penyakit mental ini dibiarkan, pelepasan dopamin akan semakin banyak hal ini tentu menimbulkan efek kecanduan yang semakin parah.
Semakin muda anak, semakin rentan dia terhadap efek negatif game dan kecanduan game. Anak-anak di bawah usia 10 tahun sangat rentan terhadap perilaku agresif yang mereka pelajari dari video game. Untuk itu perlunya pengawasan dari orangtua agar si anak tidak berlebihan dan menjadi ketergantungan pada game.
Apabila anak anda sulit diberitahu berkaitan dengan dampak negatif game, maka kita bisa arahkan mereka ke permainan game yang sifatnya mendidik, sesuai hobby dan kalo bisa bermain game bisa menghasilkan uang. Tentunya, untuk mengarah ke sana, para orangtua harus bisa memilih agen game online yang tepat.